Daftar isi
Bukti-Bukti Keberadaan Allah
Penciptaan Matahari dan Bulan oleh Michelangelo, contoh penggambaran Allah dalam seni Barat
Pertama, fakta adanya gerak di dunia jasmani.[1] Seperti perubahan fisik terjadi disebabkan oleh gerak dan sesuatu yang menggerakkan pasti digerakkan oleh sesuatu yang lain.[1] Gerakan tersebut tidak dapat berjalan tanpa batas sampai tidak terhingga.[1] Fakta tersebut menyimpulkan adanya gerak pertama yang tidak digerakkan oleh pengerakkan yang lain.[1] Thomas Aquinas menyebut pengerak pertama adalah Allah.[1]
Kedua, fakta adanya sebab-akibat.[1] Akibat disebabkan oleh sesuatu, di mana tidak semua merupakan penyebab yang menghasilkan dirinya sendiri dan penyebab pertama tidak mungkin terbatas (infinitum).[1] Thomas Aquinas menyebut pengerak pertama yang tidak disebab sesuatu yang lain adalah Allah.[1]
Ketiga, adanya kemungkinan dan keniscayaan di dunia jasmani.[1] Di dalam dunia, ada yang bisa berubah dan bisa musnah.[1] Maka, perubahan dapat terjadi bila diadakan oleh sesuatu yang telah ada sebelum yang telah ada.[1] Thomas Aquinas menyebut sesuatu yang ada sebelum yang lain ada adalah yang niscaya dan mutlak yaitu Allah.[1]
Keempat, pembuktian tingkat kausalitas.[1] Di dunia jasmani ada ukuran, ada kurang ada lebih seperti kurang adil atau lebih adil, dll.[1] Thomas Aquinas menyebut ukuran yang superlatif dan sempurna adalah Allah.[1]
Kelima, kenyataan dunia terselenggara dengan baik.[1] Segala ciptaan dapat mencapai tujuan yang yang terbaik, baik yang tidak berakal budi maupun berakal budi.[1] Thomas Aquinas menyebut penyelenggara tertinggi di dunia jasmani adalah Allah.[1]
Sifat-sifat Allah
Thomas Aquinas menjelaskan keberadaan Allah
Pertama, jalan positif melihat Allah dan ciptaanNya memiliki sifat baik atau positif. Contoh, manusia baik, maka Allah juga baik, dll.[1]
Kedua, jalan negatif melihat perbedaan Allah dan ciptaanNya.[1] Thomas Aquinas memahami bahwa segala yang terdapat pada ciptaan tidak berada pada entis Allah.[1] Contoh, Allah baik, tetapi baiknya Allah tidak sama dengan baiknya ciptaanNya.[1]
Ketiga, jalan keunggulan melihat Allah dan ciptaanNya memiliki perbedaan keunggulan.[1] Jalan ini melihat adanya jarak tidak terhingga antara Allah dan ciptanNya bahkan melebihi keadaan ciptaan.[1] Analogi entis yang mengacu pada eksistensi Allah dan tercermin dalam diri ciptaan. Contoh, manusia itu baik, tetapi Allah adalah maha baik.[1]
0 Komentar