Sejarah
Konon kabarnya hidup sekitar tahun
1130 – 1209. Terlepas dari masalah apakah benar Chi Kung pernah lahir atau
tidak, banyak hal yang dapat kita pelajari dari sejarah / legenda / cerita2
perjalanan hidup Chi Kung. Seperti umumnya suatu cerita / sejarah di China, ada
beberapa versi sejarah tentang Chi Kung. Aliran Mahayana mengakui Chi Kung
adalah titisan dari Lohan Penakluk Naga bertubuh Emas (tolong di koreksi bila
salah), dimana hal ini berbeda dengan aliran Maitreya yang mengakui bahwa Chi
Kung adalah titisan dari Maitreya.
Riwayat Hidup
Ji Gong dilahirkan dengan nama Li Xiuyuan yang merupakan anak dari Li Maochun. Li Maochun adalah seorang penasehat militer yang sangat dermawan. Hanya saja sejak menikah sampai mencapai usia setengah baya, Li Maochun belum dikaruniai seorang anak. Hal itu membuat para kenalan Li Maochun meragukan kebaikan hatinya. Istri dari Li Maochun adalah seorang yang baik hati dan taat dengan ajaran agama, menyarankan agar Li Maochun untuk menikah lagi. Tapi Li Maochun menolaknya karena merasa istrinya masih muda dan bisa memberikan keturunan. Karena ingin dikaruniai anak, maka suami istri ini merencanakan berangkat ke suatu vihara agar dikaruniai seorang anak. Bahkan sebelum berangkat sang istri sempat cia cai (vegetarian). Pada saat berdoa di ruang Lohan di vihara tersebut, salah satu patung lohan yang ada seakan2 turun ke lantai. Saat melihat hal tersebut kepala vihara menyampaikan selamat kepada Li Maochun karena akan di karuniai anak.
Tak lama kemudian Li Maochun dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Li Xiuyuan. Tak lama Li Xiuyuan lahir, Li Maochun meninggal. Sejak saat itu Li Xiuyuan diasuh oleh ibunya yang tetap setia kepada Li Maochun. Saking setianya ibu Li Xiuyuan, mencatat segala sesuatu yang dikerjakannya setiap hari dan membakarnya agar suaminya (Li Maochun) tahu apa saja yang dia kerjakan. Li Xiuyuan tumbuh menjadi anak yang pintar, bahkan sangat pintar. Saat berusia 7 tahun, Li Xiuyuan sudah dapat menghapal kitab suci dan bahkan mengalahkan teman belajarnya yang lebih tua. Saat berusia sekitar 15 tahun, ibunya meninggal dunia. Saat itu Li Xiuyuan yang sangat sedih makin giat belajar agama Buddha. Paman dari Li Xiuyuan merasa khawatir karena Li Xiuyuan selalu membaca kitab suci agama Buddha. Setelah beberapa lama, saat itu sang paman merasa Li Xiuyuan sudah cukup umur untuk menikah, maka hal ini dibicarakan dengan Li Xiuyuan. Li Xiuyuan menolaknya, tapi sang paman tetap mendesak dan akhirnya memilihkan jodoh untuknya. Saat akan menikah, Li Xiuyuan pergi dari rumah karena ingin mempelajari agama Buddha lebih mendalam dan menjadi Bhikkhu.
Setelah berjalan jauh, tibalah Li Xiuyuan di vihara Ling Yin. Setelah menceritakan kepada Bhikkhu Kepala maksudnya untuk menjadi seorang Bhikkhu, Li Xiuyuan jatuh pingsan karena kelaparan. Bhikkhu kepala yang mengetahui jati diri Li Xiuyuan adalah titisan Lohan Penakluk Naga bertubuh emas , maka sang Bhikkhu kepala mengetok dahi Li Xiuyuan sebanyak tiga kali. Li Xiuyuan tiba2 sadar dan mengetahui siapa dirinya. Oleh Bhikkhu kepala, Li Xiuyuan diberi nama Bhikkhu (bukan Ji Gong / Chi Kung) – sori lupa, jadi namanya pass yach.
Setelah menjadi Bhikkhu, Li Xiuyuan sering menganggu bhikkhu lain yang kurang melatih diri. Sering kali Li Xiuyuan mencuri jubah bhikkhu yang kurang taat dan mengadaikannya untuk membeli arak atau daging. wakil Bhikkhu kepala yang gila hormat juga jadi salah satu korbannya, dimana jubah dari Wakil Bhikkhu kepala ini digadaikan oleh Li Xiuyuan. Sang wakil sempat mengadukannya kepada Bhikkhu kepala, tapi Bhikkhu kepala mengabaikan laporan tersebut dan meminta buktinya. Oleh karena itu, Wakil Bhikkhu Kepala itu menyuruh 2 orang bhikkhu untuk mengawasi Li Xiuyuan untuk menangkap basah perbuatan Li Xiuyuan. Suatu siang, Li Xiuyuan memasuki perpustakaan untuk tidur, saat akan tidur, tiba2 Li Xiuyuan bangun dan melakukan sesuatu sehingga perutnya menjadi gendut. Melihat hal ini, salah seorang dari bhikkhu pengawas memberitahu wakil kepala, yang kemudian mengajak Bhikkhu kepala untuk menangkap basah Li Xiuyuan. Saat itu sang Bhikkhu kepala merasa menyesal atas tindakan Li Xiuyuan karena beliau tidak bisa lagi melindunginya. Tibalah sang Bhikkhu kepala dan wakilnya serta para bhikkhu pengawas Li Xiuyuan di ruang perpustakaan. Sang Bikkhu kepala membangunkan Li Xiuyuan dan bertanya apakah Li Xiuyuan mencuri sesuatu. Li Xiuyuan menjawab dia tidak mencuri sesuatu. Sang wakil yang sudah merasa tidak suka, langsung menuduh dengan mengatakan apa yang ada di balik jubahnya. Kemudian Li Xiuyuan menjawab bukan apa2 dan membuka jubahnya, alhasil bukannya barang curian yang keluar melainkan debu dan sampah2. Pada saat itu Li Xiuyuan berkata, “saat ingin tidur, saya melihat ruangan ini sangat kotor, jadi saya membersihkannya”. Tapi karena tidak ada tempat sampah untuk sementara debu dan sampah2 tersebut dimasukkan kedalam jubahnya. Saat itu Bhikkhu kepala sangat senang dan malah menegur sang wakil untuk lebih bijaksana dan menyuruh Bhikkhu lain untuk membersihkan debu dan sampah tersebut. Setelah kejadian ini Li Xiuyuan lebih sering berada di luar vihara dan lebih dikenal sebagai Ji Gong.
Chi Kung dikenal sebagai Bhikkhu yang gemar makan daging dan minum arak. Selain itu, tindak tanduknya yang suka seenaknya sendiri menyebabkan Chi Kung dikenal sebagai Bhikkhu gila/Sinting.
Karena sering menolong orang, dan orang-orang yang ditolongnya semakin banyak, akhirnya Chi Kung mendapat julukan Chi Kung Hok Hud yang berarti Buddha Hidup Chi Kung.
27 Nasihat Suci Buddha Chi Kung
Riwayat Hidup
Ji Gong dilahirkan dengan nama Li Xiuyuan yang merupakan anak dari Li Maochun. Li Maochun adalah seorang penasehat militer yang sangat dermawan. Hanya saja sejak menikah sampai mencapai usia setengah baya, Li Maochun belum dikaruniai seorang anak. Hal itu membuat para kenalan Li Maochun meragukan kebaikan hatinya. Istri dari Li Maochun adalah seorang yang baik hati dan taat dengan ajaran agama, menyarankan agar Li Maochun untuk menikah lagi. Tapi Li Maochun menolaknya karena merasa istrinya masih muda dan bisa memberikan keturunan. Karena ingin dikaruniai anak, maka suami istri ini merencanakan berangkat ke suatu vihara agar dikaruniai seorang anak. Bahkan sebelum berangkat sang istri sempat cia cai (vegetarian). Pada saat berdoa di ruang Lohan di vihara tersebut, salah satu patung lohan yang ada seakan2 turun ke lantai. Saat melihat hal tersebut kepala vihara menyampaikan selamat kepada Li Maochun karena akan di karuniai anak.
Tak lama kemudian Li Maochun dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Li Xiuyuan. Tak lama Li Xiuyuan lahir, Li Maochun meninggal. Sejak saat itu Li Xiuyuan diasuh oleh ibunya yang tetap setia kepada Li Maochun. Saking setianya ibu Li Xiuyuan, mencatat segala sesuatu yang dikerjakannya setiap hari dan membakarnya agar suaminya (Li Maochun) tahu apa saja yang dia kerjakan. Li Xiuyuan tumbuh menjadi anak yang pintar, bahkan sangat pintar. Saat berusia 7 tahun, Li Xiuyuan sudah dapat menghapal kitab suci dan bahkan mengalahkan teman belajarnya yang lebih tua. Saat berusia sekitar 15 tahun, ibunya meninggal dunia. Saat itu Li Xiuyuan yang sangat sedih makin giat belajar agama Buddha. Paman dari Li Xiuyuan merasa khawatir karena Li Xiuyuan selalu membaca kitab suci agama Buddha. Setelah beberapa lama, saat itu sang paman merasa Li Xiuyuan sudah cukup umur untuk menikah, maka hal ini dibicarakan dengan Li Xiuyuan. Li Xiuyuan menolaknya, tapi sang paman tetap mendesak dan akhirnya memilihkan jodoh untuknya. Saat akan menikah, Li Xiuyuan pergi dari rumah karena ingin mempelajari agama Buddha lebih mendalam dan menjadi Bhikkhu.
Setelah berjalan jauh, tibalah Li Xiuyuan di vihara Ling Yin. Setelah menceritakan kepada Bhikkhu Kepala maksudnya untuk menjadi seorang Bhikkhu, Li Xiuyuan jatuh pingsan karena kelaparan. Bhikkhu kepala yang mengetahui jati diri Li Xiuyuan adalah titisan Lohan Penakluk Naga bertubuh emas , maka sang Bhikkhu kepala mengetok dahi Li Xiuyuan sebanyak tiga kali. Li Xiuyuan tiba2 sadar dan mengetahui siapa dirinya. Oleh Bhikkhu kepala, Li Xiuyuan diberi nama Bhikkhu (bukan Ji Gong / Chi Kung) – sori lupa, jadi namanya pass yach.
Setelah menjadi Bhikkhu, Li Xiuyuan sering menganggu bhikkhu lain yang kurang melatih diri. Sering kali Li Xiuyuan mencuri jubah bhikkhu yang kurang taat dan mengadaikannya untuk membeli arak atau daging. wakil Bhikkhu kepala yang gila hormat juga jadi salah satu korbannya, dimana jubah dari Wakil Bhikkhu kepala ini digadaikan oleh Li Xiuyuan. Sang wakil sempat mengadukannya kepada Bhikkhu kepala, tapi Bhikkhu kepala mengabaikan laporan tersebut dan meminta buktinya. Oleh karena itu, Wakil Bhikkhu Kepala itu menyuruh 2 orang bhikkhu untuk mengawasi Li Xiuyuan untuk menangkap basah perbuatan Li Xiuyuan. Suatu siang, Li Xiuyuan memasuki perpustakaan untuk tidur, saat akan tidur, tiba2 Li Xiuyuan bangun dan melakukan sesuatu sehingga perutnya menjadi gendut. Melihat hal ini, salah seorang dari bhikkhu pengawas memberitahu wakil kepala, yang kemudian mengajak Bhikkhu kepala untuk menangkap basah Li Xiuyuan. Saat itu sang Bhikkhu kepala merasa menyesal atas tindakan Li Xiuyuan karena beliau tidak bisa lagi melindunginya. Tibalah sang Bhikkhu kepala dan wakilnya serta para bhikkhu pengawas Li Xiuyuan di ruang perpustakaan. Sang Bikkhu kepala membangunkan Li Xiuyuan dan bertanya apakah Li Xiuyuan mencuri sesuatu. Li Xiuyuan menjawab dia tidak mencuri sesuatu. Sang wakil yang sudah merasa tidak suka, langsung menuduh dengan mengatakan apa yang ada di balik jubahnya. Kemudian Li Xiuyuan menjawab bukan apa2 dan membuka jubahnya, alhasil bukannya barang curian yang keluar melainkan debu dan sampah2. Pada saat itu Li Xiuyuan berkata, “saat ingin tidur, saya melihat ruangan ini sangat kotor, jadi saya membersihkannya”. Tapi karena tidak ada tempat sampah untuk sementara debu dan sampah2 tersebut dimasukkan kedalam jubahnya. Saat itu Bhikkhu kepala sangat senang dan malah menegur sang wakil untuk lebih bijaksana dan menyuruh Bhikkhu lain untuk membersihkan debu dan sampah tersebut. Setelah kejadian ini Li Xiuyuan lebih sering berada di luar vihara dan lebih dikenal sebagai Ji Gong.
Chi Kung dikenal sebagai Bhikkhu yang gemar makan daging dan minum arak. Selain itu, tindak tanduknya yang suka seenaknya sendiri menyebabkan Chi Kung dikenal sebagai Bhikkhu gila/Sinting.
Karena sering menolong orang, dan orang-orang yang ditolongnya semakin banyak, akhirnya Chi Kung mendapat julukan Chi Kung Hok Hud yang berarti Buddha Hidup Chi Kung.
27 Nasihat Suci Buddha Chi Kung
- Seluruh kehidupan telah diatur oleh penguasa. Apalah yang mau dimohon?
- Hari ini tidak tahu masalah esok. Apalah yang mau di kuatirkan?
- Kalaulah tidak menghormati orang tua, lalu mengormati junjungan dunia. Apalah arti penghormatan itu?
- Kakak adik adalah bersaudara. Apalah yang perlu diperebutkan?
- Anak cucu punya rezeki masing-masing. Apalah yang perlu diperebutkan?
- Kalau belum mendapat keberuntungan. Apalah yang perlu dipaksakan?
- Didunia ini sulit menemukan kebahagiaan. Mengapa harus sedih?
- Berpakaianlah yang sederhana dan sopan. Apalah yang mau dipamerkan?
- Bagaimana lezatnya makanan, hanyalah sebatas lidah. Mengapa harus rakus?
- Setelah meninggal tidak sesen pun yang dibawa. Mengapa harus pelit?
- Senior meluku, junior memetik. Apalah yang mau diperebutkan?
- Disatu sisi mendapatkan, disisi lain kehilangan. Mengapa harus serakah?
- Tiga jengkal diatas kepala ada dewa. Mengapa harus mengelabui?
- Kedudukan, kekayaan, kemuliaan bagaikan mekarnya bunga. Apalah yang mau diangkuhkan?
- Kekayaan dan kemuliaan orang telah dirintis sebelumnya. Mengapa harus iri?
- Kehidupan lalu tidak membina, sekarang menderita. Mengapa harus mengeluh?
- Orang berjudi tidak akan ada hasil yang baik. Apalah yang mau dipermainkan?
- Membina rumah tangga dengan rajin dan hemat melebihi memohon bantuan orang lain. Apalah yang mau diboroskan?
- Kalau saling membalas dendam, kapanlah akan berakhir. Mengapa harus bermusuhan?
- Masalah dunia bagaikan bermain catur. Apalah yang mau diperhitungkan?
- Orang pintar adakalanya disesatkan oleh kepintarannya? Mengapa harus licik?
- Berdusta akan mengikis habis rejeki seumur hidup. Mengapa harus berdusta?
- Segala kesalahpahaman akhirnya akan jernih juga. Apalah yang mau diperdebatkan?
- Tiada seorangpun juga yang bebas dari masalah. Mengapa harus menyalahkan?
- Goa nurani didalam hati manusia, bukan digunung. Apalah yang mau dicari?
- Menipu orang adalah petaka, memaklumi orang adalah berkah. Apalah yang mau diramalkan?
- Sekali ajal menjemput segala akan berakhir. Apalah yang terus disibukkan?
"Bagi siapa yg memperbanyak dan ikut menyebarkan ajaran
welas kasih Buddha Chi Kung ini akan mendapatkan pahala yg tak terhingga"
Chi Kung dikenal sebagai Bhikkhu
yang gemar makan daging dan minum arak. Selain itu, tindak tanduknya yang suka
seenaknya sendiri menyebabkan Chi Kung dikenal sebagai Bhikkhu gila/Sinting.
Karena sering menolong orang, dan orang2 yang ditolongnya semakin banyak, akhirnya Chi Kung mendapat julukan Chi Kung Hok Hud yang berarti Buddha Hidup Chi Kung. Dan sepengetahuan saya, Chi Kung sendiri tidak pernah menyatakan bahwa dia telah mencapai tingkat Buddha, dan Gelar Buddha itu diberikan karena dia penuh cinta kasih dan suka menolong. Jadi Jangan bingung yach dengan gelar HOK HUD / BUDDHA HIDUP ini.
Sering kali saat ingin menolong orang, Chi Kung tidak dihargai karena beberapa hal yaitu
1. pakaian yang di pakai Chi Kung adalah jubah yang penuh tambalan.
2. Kegemarannya makan daging dan minum arak, karena saat itu para Bhikkhu diwajibkan untuk vegetarian
3. Tindak tanduknya yang seenak sendiri.
Beberapa pesan dari cerita2 Chi Kung yang saya tangkap :
1. Berbaktilah pada orang tua –didapat di cerita Chi Kung mengelilingi Neraka
2. Hargai / hormati pasangan hidup masing2 –didapat di cerita Chi Kung mengelilingi Neraka
3. Jangan Menilai seseorang dari penampilan luarnya saja – Hampir disemua cerita pengalaman Chi Kung ada pesan seperti ini.
4. Yang penting adalah melatih diri bukannya tindakan kita diluaran yang penting seperti Wakil Bhikkhu Kepala vihara tempat Chi Kung berada. Hal ini diperjelas oleh Chi Kung dengan melanggar makan daging dan minum arak.
Jadi terlepas dari benar tidaknya Chi Kung pernah terlahir sebagai manusia, buat saya, apakah Chi Kung itu nyata atau karangan tidak penting tapi apa yang bisa saya pelajari dan praktekkan sesuai dengan agama saya (Buddha). Dan saya rasa 4 hal yang saya dapat dari cerita2 Chi Kung tidaklah menyimpang dari ajaran agama Buddha.
Semoga hal ini berguna buat kita semua
Karena sering menolong orang, dan orang2 yang ditolongnya semakin banyak, akhirnya Chi Kung mendapat julukan Chi Kung Hok Hud yang berarti Buddha Hidup Chi Kung. Dan sepengetahuan saya, Chi Kung sendiri tidak pernah menyatakan bahwa dia telah mencapai tingkat Buddha, dan Gelar Buddha itu diberikan karena dia penuh cinta kasih dan suka menolong. Jadi Jangan bingung yach dengan gelar HOK HUD / BUDDHA HIDUP ini.
Sering kali saat ingin menolong orang, Chi Kung tidak dihargai karena beberapa hal yaitu
1. pakaian yang di pakai Chi Kung adalah jubah yang penuh tambalan.
2. Kegemarannya makan daging dan minum arak, karena saat itu para Bhikkhu diwajibkan untuk vegetarian
3. Tindak tanduknya yang seenak sendiri.
Beberapa pesan dari cerita2 Chi Kung yang saya tangkap :
1. Berbaktilah pada orang tua –didapat di cerita Chi Kung mengelilingi Neraka
2. Hargai / hormati pasangan hidup masing2 –didapat di cerita Chi Kung mengelilingi Neraka
3. Jangan Menilai seseorang dari penampilan luarnya saja – Hampir disemua cerita pengalaman Chi Kung ada pesan seperti ini.
4. Yang penting adalah melatih diri bukannya tindakan kita diluaran yang penting seperti Wakil Bhikkhu Kepala vihara tempat Chi Kung berada. Hal ini diperjelas oleh Chi Kung dengan melanggar makan daging dan minum arak.
Jadi terlepas dari benar tidaknya Chi Kung pernah terlahir sebagai manusia, buat saya, apakah Chi Kung itu nyata atau karangan tidak penting tapi apa yang bisa saya pelajari dan praktekkan sesuai dengan agama saya (Buddha). Dan saya rasa 4 hal yang saya dapat dari cerita2 Chi Kung tidaklah menyimpang dari ajaran agama Buddha.
Semoga hal ini berguna buat kita semua
维基百科,自由的百科全书
济公塑像
济公(1133年二月初二-1209年五月十六日),又被稱為濟癫和尚、濟公活佛,俗名李修緣(一名李心遠),南宋时浙江台州(今浙江省台州市天台县永宁村)人,傳說中的佛教僧人,以不守戒律、飲酒食肉、神通廣大聞名生平
天台臨海督尉李文和的遠孫。父李茂春,母王氏[1]。十八歲時雙親繼喪,後在杭州灵隐寺出家[2],法号道济,拜瞎堂慧遠为师。不喜颂经打坐,不戒酒肉,更喜蘸大蒜食狗肉,语言诙谐,穿着破衣破帽手持破扇。因其行为不检点,被众僧告到其师慧远面前,慧远为庇护他说:“佛门之大,岂不容一癫僧!”[3] 故又被称做济癫。其师慧远圆寂后,被迫转到净慈寺。他医术精湛,常常救助百姓,则被百姓称济公活佛。传说是降龙罗汉转 世。道济于宋嘉定二年(1209年)五月十六日於淨慈圆寂,临终前曾作一偈:“六十年来狼籍,东壁打到西壁。如今收拾归来,依旧水连天碧。”葬于虎跑,后 人建有济公塔院。《净慈寺志》卷十九中收载其《入龛文》、《起龛文》、《挂真文》、《秉火文》、《起骨文》和《入塔文》[4]。濟公的傳說起源於南宋末期。在明清之際,民間的說書人開始以濟公為主題,逐漸發展出他的故事,至清朝時,集成《濟公全傳》一書。他的原型據說是來自於南北朝梁武帝時代的寶誌禪師。
在融入民間信仰之後,逐漸變成一位帶有佛道兩家特色的神明。一貫道以濟公為他們崇拜的仙佛之一,其張天然祖師實為濟公下凡。另外,東井圓佛會亦供奉濟公。佛教徒大致認同濟公禪師是因為某些因素而不守戒律,不過並不認同對濟公破戒的崇拜。
0 Komentar